Mengembara Waktu
Di siang yang terik aku merasakan kebosanan yang mencekam
diriku. Ku duduk seorang diri di depan rumahku. Aku sering membayangkan betapa
asiknya jika aku bisa mengembara waktu.
Mengunjungi berbagai peristiwa dari berbagai masa dan mengetahui apa
yang tidak diketahui orang biasa. Namun angan-angan itu bagiku hanyalah
imajinasi bocah sekolah dasar yang aneh. Dan akan dijadikan bahan tertawaan
para temanku di sekolah.
Disaat-saat bosan seperti ini aku berjalan-jalan ke kebun
rumahku untuk sekedar melihat adakah serangga yang menarik perhatianku. Di
celah rerumputan aku menemukan sebuah benda kotak yang sudah usang. Rasa
penasaranku menyeruak keluar untuk mencari tahu apa yang kutemukan ini. Kubuka
penutupnya yang berwarna merah marun untuk melihat isinya. Kudapati sebuah
penari balet yang berputar ketika kubuka penutupnya.
“ Apakah yang kutemukan ini sebuah kotak musik?” tanyaku
dalam hati sambil menimbang-nimbang benda ini.
Tiba-tiba aku teringat akan masa kecilku yang masih suka bermain-main
dengan alat musik nenekku dirumahnya.kotak musik itu mengeluarkan lagu yang
indah. Kotak musik itu tiba-tiba
mengeluarkan cahaya silau yang berwarna perak. Saat aku membuka mataku, aku
melihat nenekku yang sedang menemaniku bermain piano di umurku 5 tahun di ruang
tengah rumahnya. “ kejadian itu sudah berlalu 7 tahun yang lalu kan” gumamku
heran.
Apakah kotak musik tadi membawaku pergi menembus waktu,
memperlihatkan padaku sebuah kepingan masa lalu? Tanyaku. Di saat bayangan masa
laluku menghilang, aku kembali ke masa sekarang. Aku berada di kebun kembali.
Pikiranku terus bertanya-tanya, apakah kotak musik ini bisa membawaku ke masa
depanku? Aku bingung. Kututup kotak musik itu dan kubuka lagi. Musik yang
dikeluarkannya berbeda dari yang tadi. Aku mencoba memikirkan bayangan masa
depanku saat mendengarkan musiknya. Dan benar saja, cahaya perak tadi memancar
bebas dari sana. “Haikal... Haikal...” ada yang memanggil namaku dari ujung
jalan raya. Aku tidak mengenali jalanan aspal yang sangat bersih dan rapi ini.
Aku seperti berada di kota yang sangat besar dan canggih.
Orang yang memanggilku menghampiri sesosok pria berjas dan
tinggi tegap di belakangku. Orang itu memiliki wajah yang persis denganku. “Halo
Felix..” pria itu menyapanya. Ternyata aku memiliki penampilan yang sangat
tampan di masa depan . Aku tersenyum kecil mengetahuinya. Pria itu lalu
mengajak temannya masuk kedalam gedung bertingkat-tingkat di depannya. Seluruh
kendaraan di kota ini sangat canggih, ada yang terbang tinggi, bentuknya ramping,
dan tidak mendengung saat berjalan. Kota ini begitu bersih dan teratur. “
Apakah ini Jakarta di masa depan” tanyaku dalam hati. Ternyata kotaku yang
semrawut di masa lalu dapat berubah menjadi indah seperti ini.
Aku tiba-tiba mendapati diriku kembali ke kebun rumahku. Aku
masih memegang kotak musik tadi. Senang rasanya aku bisa mengetahui kejadian
yang terjadi di masa lalu dan masa depanku. Tapi aku tidak ingin mengetahuinya
lebih jauh lagi. Agar aku menjalani hidupku dengan antusias dan keingintahuan akan
hari esok. Dan dapat melupakan kenangan di masa lalu, agar aku selalu tenang
menjalani hidup. Kujatuhkan kotak itu lagi di kebun belakangku dan menutupinya
dengan semak-semak agar dia menjadi harta karunku yang tersembunyi.
“Haikal.. waktunya makan siang, cepat bantu Ibu” suara ibuku
terdengar dari arah dapur. Aku berlari kecil meninggalkan kebun rumahku, namun
tiba-tiba muncul cahaya perak dari semak-semak tadi. Aku penasaran apa yang
terjadi, aku kembali ke kebunku dan
menemukan kotak musik itu telah lenyap. Aku tersenyum dan berkata “ ternyata
kotak musik itu menjelajahi waktu untuk bertemu banyak orang”. Aku segera
berlari ke dalam rumah, karena perutku sudah menyanyi dan suaranya tidak
seindah suara kotak musik tadi. Aku tertawa kecil saat mendengar orkes musik
perutku dan segera membantu ibuku menyiapkan makan siang agar aku cepat
mendapatkan makanan untuk perut nakalku.
wiih kereen khaas
ReplyDelete