DRAMAGAMA
DOA IBU
Pemain:
Ardhani sebagai anak durhaka
Nadhira sebagai nenek atau ibu AP
Faishal sebagai paman AP
Intan sebagai AP 3
Naomi sebagai AP 1
Odeneira sebagai AP 2
Yuanita sebagai AP atau ibu AD
Riyad sebagai teman AD 1
Ashraf sebagai teman AD 2
Danifarrel sebagai suami AP
Khasna sebagai narator
Karakter:
·
Kedua orangtua : Bapak = Jawa Ibu = Yoan
·
Nenek : Nadhira
·
Anak : Ardhani, Naomi, Neira, Intan
·
Paman : Faishal
·
Temannya Ardhani : Riyad dan Ashraf
·
Narator : khasna
Sinopsis :
Pada suatu hari di daerah Sumatra terdapat sepasang kekasih
yang dimabuk asmara dan ingin segera menikah. Namun ibu si wanita tidak
merestui mereka berdua. Akhirnya si wanita membohongi ibunya dengan meminta izin
pergi ke tempat pamannya . si wanita dan kekasihnya menikah dengan diwalikan
pamannya. Namun si paman tidak mengetahui bahwa ibu si wanita tidak merestui
mereka. Setelah mereka menikah, mereka tinggal di Jakarta.
Si ibu menghubungi pamannya dan mengetahui bahwa anaknya
kawin lari. Dan segera mengutuk anaknya tersebut dengan cobaan pada anaknya
nanti. Setelah 20 tahun menikah, mereka dikarunia 4 orang anak. 1 anak
laki-laki dan 3 anak perempuan. Si sulung memiliki perangai yang buruk. Suatu hari
si anak pesta narkoba bersama temannya dan dipergoki oleh sang Ibu.
Si anak mengalami percecokan dengan ibu, ayah, dan saudari-saudarinya.
Sementara itu temannya kabur meninggalkannya. Si anak tidak terima dengan
ayahnya yang mengusirnya, maka dia pergi dengan motornya ke rumah temannya. Karena
dalam keadaan mabuk, motornya oleng dan menabrak pembatas jalan. Si anak koma
di rumah sakit. Si ibu yang menyadari semuanya terjadi karena kesalahannya di
masa lalu segera mengunjungi ibunya di Sumatra. Si ibu dengan suaminya meminta
maaf serta memohon doa ibunya untuk kesembuhan anaknya. Si wanita tadi mengajak
ibunya ke Jakarta untuk menemui anaknya yang sedang koma. Lalu karena
Al-fatihah yang dibacakan nenek dan seluruh anggota keluarganya, Allah pun
memberikan kesembuhan kepada anak tadi. Setelah sadar anak tadi bertaubat dan
meminta maaf kepada keluarganya. Si nenek pun memaafkan kesalahan anaknya tadi.
Dan akhirnya kehidupan mereka kembali bahagia berkat pertolongan Allah SWT.
Dialog :
Pada suatu hari ada sepasang kekasih yang sedang dimabuk
asmara.Mereka berdua tinggal di Sumatra. Mereka ingin segera meresmikan hubungan
pernikahan mereka. Namun sang ibu si wanita melarang mereka berdua menikah. Karena
alasan si pria belum mapan dan masih terlalu muda untuk membina rumah tangga. Dan
si Ibu yang sudah ditinggal suaminya meninggal tidak ingin anaknya terlalu
cepat meninggalkan dia untuk menikah.
Terjadi pertengkaran hebat antara si anak perempuan dengan
si Ibunda.
Anak Perempuan = AP
AP : Ibu aku sangat
ingin menikah dengannya
Ibu : Tapi nak, kamu masih muda dan dia masih belum bekerja
AP : Tapi kami sudah saling mencintai bu.
Ibu : Ibu pasti merestui kalian kalo memang sudah saatnya
AP : tapi bu, kami sudah sanggup membina pernikahan kami
Ibu : DENGARKAN KATA-KATA IBU
Lalu sang anak lari ke kamarnya sambil sesenggukan menangis.
Si kekasih tiba-tiba menghubungi ponselnya. Si kekasih mengajak si anak
perempuan nikah lari tanpa restu sang ibu. Karena dibutakan oleh cinta si anak
perempuan ini mengikuti ajakan sang kekasih.
Keesokan harinya si anak perempuan pergi dengan kekasihnya
ke rumah pamannya yang di Surabaya untuk menikah dengan kekasihnya. Tanpa meminta
izin Ibunya ia akan menikah diwalikan pamannya dan akan pergi ke Jakarta untuk
tinggal disana.
AP : Apa kamu yakin kita akan menikah tanpa restu ibu?
Pacar : Ibumu tidak merestui jadi kita harus menikah diam-diam
AP : aku takut kalo ibu tau aku akan dilaknatnya
Pacar : mungkin kalo kita punya anak nanti, ibumu akan
memaafkan kita.
Sesampainya disana si paman tidak diberitahu bahwa ibu si
anak perempuan tidak mengetahui pernikahan keponakannya.
Paman : Ibumu sudah merestui pernikahan kalian?
AP : iya paman.
Paman : baiklah paman akan menjadi wali kalian besok.
AP : terima kasih paman.
Keesokkannya mereka benar menikah dan segera pergi ke
Jakarta untuk tinggal disana. Sudah seminggu si anak tidak mengkabari ibunya. Lalu
sang Ibu menghubungi pamanya untuk menanyai keadaan putrinya.
Ibu : Assalamualaikum, bagaimana kondisi anakku dik?
Paman : kemarin dia sangat senang sekali.
Ibu : ada apa memangnya dik?
Paman : kemarin dia kunikahkan dengan kekasihnya
Ibu : ....
Paman : mengapa kau diam kak?
Ibu : dia tidak mendapat restu dariku dik. (ucapnya sambil
menangis dengan nada marah)
Paman : ...
Seketika ibu menutup teleponnya. Dan terjatuh sambil
menangis.
Ibu : mengapa dia berbohong dan menuruti kata2ku, aku tidak
akan memaafkannya dan akan mengutuknya memiliki anak yang durhaka.
20 tahun kemudian
Si anak perempuan tadi dengan suaminya hidup nyaman dan
sukses di Jakarta. Mereka sudah dikaruniai 4 orang anak. 1 anak laki-laki dan 3
anak perempuan. Walaupun dikarunia anak
yang banyak serta harta melimpah ada yang membuat mereka sedih.
Si anak sulung laki-laki mereka adalah anak yang nakal dan
suka membuat masalah. Kerjanya membantah orangtua dan berbuat maksiat. Walaupun
saudara-saudara mereka wanita yang sholehah. Tapi tidak untuk si anak sulung.
Suatu hari si anak sulung bersama kedua temannya sedang
memakai obat-obatan terlarang serta minum-minuman keras di kamarnya.
Anak Durhaka = AD(Ardhani),
teman 1(Riyad), teman 2(Ashraf)
AD : heii broo.. mana barang yang lu janjiin kemarin?
Teman 1 : ada di temen gw, bentar lagi dia dateng kok
Teman 2 : ini barang yang lu mau (sambil melempar shabu)
AD : wiiiihhh asik nih.. kita pake bareng-bareng aja gimana?
Teman 1 : boleh banget tuh.. mumpung gw bawa banyak bro
Teman 2 : bagi gw satu dong
Teman 1 : ini gw kasih lo gratis (melempar shabu)
AD : kita sambil minum ini ya (ngeluarin bir)
Teman 1&2 : okee broo
Mereka mabuk-mabukan sampai tengah malam. Tiba-tiba ibunya
masuk ke kamar si AD dan mendapati mereka tidur sambil memegang bungkus shabu. Tiba-tiba
si AD sadar dan memarahi ibunya yang
memergoki mereka. Sementara teman-temannya ikut sadar dan langsung menyelonong
pergi.
AD : WOOOY ngapain lo disitu melototin gw. Masuk gak ngetok
pintu lagi.
Ibu : kamu gak boleh ngelakuin ini terus nak
AD : AHHHHH... ibu tuh banyak omong. Suka-suka aku dong.
Ibu : Istigfar nak, dengerin kata-kata ibumu.(sambil terisak
menangis)
Tiba-tiba si ayah datang dan menghampiri mereka.
Ayah : Apa yang kamu lakukan hanya menghabisi uang ayah
dengan obat-obatan dan minuman keras saja.
AD : Terserah gw dong.. hidup-hidup gw ini.
Setelah terjadi pertengkaran hebat diantara mereka. Anak-anak
perempuan mereka datang dan menenangkan ibu dan ayahnya.
AP 1 : Sudah bu jangan menangis lagi, biarkan saja nanti
kakak akan kena imbasnya
Ibu : Tapi nak, bagaimana dengan kondisi kakakmu nanti.
AP2 : Biarkan saja anak durhaka seperti itu bu, biarkan saja
dia mati overdosis.
Ayah : Tapi dia akan menjadi penerus perusahaan keluarga
ini.
AD : TUTUP MULUT KALIAN !!! gw gak akan menjadi penerus perusahaan,
karena gw frustasi harus mikul beban perusahaan itu.
AP 3 : jangan bicara begitu kak, kakak satu2nya anak lelaki
di keluarga ini.
AD : Gw gak akan mau ngelakuin hal bodoh itu, menjadi boneka
penerus Ayah.
AP1 : jangan berbicara kurang ajar begitu kak
Ibu : kamu satu-satunya harapan kami nak
AP2 : Sudahlah bu, biar kakak AP 1 saja yang memimpin
perusahaan dia kan juga berjiwa pemimpin bu.
Ayah : (dengan nada marah) Sudah-sudah daripada
memperjuangkan kakakmu, lebih baik dia pergi saja dari rumah ini.
AD : baik kalo itu mau Ayah
AP3 : jangan pergi kak..
Akhirnya AD pergi dengan menggunakan sepeda motornya
ketempat temannya tadi. Namun naas motornya oleng dan menabrak pembatas jalan.
AD segera dilarikan ke rumah sakit .
Sesampainya di rumah sakit, Ibu langsung memasuki kamar dan
melihat kondisi AD. AD dengan kepala di perban dan masih koma di rumah sakit.
Ibu : mengapa kamu harus mengalami hal ini nak. (sambil
terisak)
Tiba-tiba sang ibu teringat akan ibunya yang pernah ia
sakiti hatinya dulu. Dan menyadari bahwa
ini semua terjadi akibat dia durhaka kepada ibunya.
Lalu si ibu pergi ke kampung halamannya ditemani suaminya
untuk meminta maaf.
AP : Assalamualaikum bu (sambil mengetok pintu rumah)
Ibu : Waalaikumsalam ( sambil terkejut)
AP : Ibu maafkan aku, sudah membohongi ibu. (sambil
terisak)
Ibu : aku masih sakit hati denganmu nak, ibu tidak akan
memaafkanmu.
Suami AP : maafkan saya yang sudah memaksa untuk
menikahinya, saya mencintainya bu.
Ibu : apakah kalian hidup bahagia?
AP : kami hidup mapan namun anak sulung kami sangat nakal
Ibu : perkataan ibu dimasa lalu sudah dikabulkan Allah.
(sambil menangis)
AP : sekarang cucu ibu terbaring koma di rumah sakit
AP & Suami : maafkan kami berdua bu, doakanlah anak kamu
cepat sadar dari komanya
Ibu : ibu akan memaafkan kalian demi cucuku dan ibu akan
mendoakan kesembuhan cucu ibu.
Lalu si AP mengajak si Ibu ke Jakarta untuk menemui cucunya
di rumah sakit.
Ayah, ibu AD, ibu AP, serta saudara AD menjenguk AD di rumah
sakit.
Ibu AD : dia terbaring koma karena kecelakaan bu.
Ibu AP : Ibu akan mendoakan dia cepat sadar nak. Ayo kita
bersama-sama mendoakan kesembuhannya. (sambil membaca al-fatihah)
Setelah mereka berdoa keajaiban terjadi, si AD tersadar dari
komanya. Allah telah membukakan jalan bagi mereka lewat keajaiban surat
Al-fatihah.
Ibu AD : alhamdulliah kamu sudah sadar nak.
AD : ayah, ibu, dan adik2ku maafkan perilakuku selama ini
ya.
Ibu AD : sudah ibu maafkan nak.
Ayah : ayah juga
Saudara AD : kami juga kak
AD : ini siapa bu? (sambil menunjuk neneknya)
Ibu AD : ini nenekmu yang ada di Sumatra nak
AD : tersenyum dan menyalimi tangan neneknya
Nenek : alhamdullilah kamu sudah diberi hidayah oleh Allah
nak.
Akhirnya AD pun bertaubat dan menjadi penerus keluarga
mereka. Sang nenek pun ikut tinggal di Jakarta dan sudah memaafkan anaknya.
Pesan : jangan abaikan pesan orang tua kita terutama ibu,
karena kata-kata yang mereka ucapkan selalu diijabah oleh Allah. Berbaktilah
kepada kedua orangtua selama kita masih memiliki sisa umur. Dan jangalah
sekali-kali kalian berkata Ah kepada orang tua kalian, karena itu akan
menyakiti hati mereka.
No comments:
Post a Comment